Mengapa saya tidak dilahirkan di Amerika atau di Eropa dengan kulit putih? Atau di Jepang dengan mata sipit dan kulit kuning? Atau sebagai orang Melayu? Mengapa saya dilahirkan sebagai orang Papua berkulit hitam, rambut keriting di atas Tanah Papua yang kaya-raya itu. Apakah Tuhan keliru menempatkan saya di sana? Saya tidak bisa membayangkan tentang misteri kehidupan ini, selalu membayangi diri ini sebagai seorang anak manusia Papua yang sedang mencari eksistensi di dunia ini, ketika bangsa kolonialis-Imperialis dan antek-anteknya terus melakukan eksploitasi di bumi yang sangat saya cintai.
Pemukulan, pembunuhan, pembantaian, pemerkosaan dan kekerasan lainnya terhadap ibu, bapa, adik, kakak, om, tante terus dilakukan. Mereka menginginkan kita tetap hidup dalam ketakutan dan tetap tinggal dalam kebodohan agar tidak menyadari akan adanya ketidak adilan social, ekonomi, politik dan HAM yang dilakukannya.
Sampai kapan akan terus terjadi?? Disatu titik penantian, saya mengharapkan Tanah Papua yang aman bebas dari jiwa-jiwa kolonialisme-Imperialisme itu. Haruskah saya duduk menangis dan meratapi sampai orang berkulit hitam dan berambut keriting di Tanah Papua lenyap ditelan bumi, sebagaimana yang sedang terjadi saat ini. Apa yang harus saya lakukan??? Lawan…lawan…dan lawan! Karena kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.(Red)
Ketika penjajahan itu masih ada dan terus terjadi di tanah air, hanya ada satu kata yaitu LAWAN!. Saat ini musuh terbesar bangsa Papua adalah orang Papua yang selalu berpikir tentang sukunya sendiri. Untuk itu kami ingin menyapa anda dengan salam pembebasan “Persatuan Tanpa Batas, Berjuang Sampai Menang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar