Saya melakukan interview, dan dari seorang yang saya interview saya mendapat dia berkata saya memiliki, integritas, karena siap menjadi auditor yang handal, dan saya tertarik dengan kata integritas, sdikit pemahaman saya tentang integritas Kita semua pasti memiliki kelemahan.
Persoalannya, tidak semua orang mampu menyadarinya. Malahan kelemahan pribadi seperti sulit menerima kekalahan dan gampang tersinggung acapkali ditutupi dengan pola pembelaan diri atau pola konfrontasi baik secara kasat mata maupun tidak. Lalu, selain memiliki kelemahan, kita semua pasti memiliki kekuatan, keunggulan atau kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Kekuatan tersebut merupakan "modal" yang patut dibanggakan dan disumbangkan bagi orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Pada titik pemahaman ini, apakah kita benar-benar sudah memiliki integritas diri. Apakah kita sudah secara hakiki menjadi pribadi yang utuh? Makna integritas diri perlu kita tegaskan lagi. Pribadi yang utuh niscaya mampu mencintai orang lain dengan cinta agape , karena orang lain adalah sesama makhluk Tuhan. Ia pasti tegas pada nilai atau prinsip sebagai insan beriman.
juga, ia berani mengakui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Jika dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mencintai sesama manusia namun tidak tegas menolak ajakan melakukan kesalahan atau penyimpangan, berarti diri kita tidak berfungsi secara utuh.
Demikian pula sebaliknya, kita tegas terhadap nilai, namun kehilangan cinta, semuanya akan sia-sia. Jika kita bisa mengakui keunggulan kita dan orang lain, tetapi tidak berani mengakui kelemahan kita, akan terjadi ketimpangan dan "cacat" pribadi yaitu tidak seimbang. Maka yang terpenting adalah mencoba menyadari apakah diri kita sudah berjalan secara utuh. Kita seyogiyanya mengkondisikan hati untuk melakukan penyadaran diri dalam diri kita.
Sekali lagi, hakikat pribadi yang utuh mempunyai makna yaitu penyadaran (conscientization) akan keberadaan cinta, ketegasan, kelemahan dan kekuatan yang niscaya diungkapkan, dialami dan dijalani dalam kehidupan bersama.Penyadaran akan unsur-unsur dalam diri kita berarti: kita dengan suasana hati yang tenang menyadari cinta sebagai pusat diri kita, sebagai perekat dalam berrelasi dengan orang lain. Cinta memampukan kita untuk tertarik, bersimpatidan berbela rasa pada orang lain. Dengan cinta kita tidak akan tega Melakukan penyimpangan
Perjalanan hidup ini dan apa yg berada di sekiling kita haruslah berkah. Berkah ialah tersebarnya kebaikan ilahiah ( ketuhanan ) dalam apa yg kita lakukan, dalam apa yg berada di sekitar kita. Kalau sudah penuh dengan kebaikan.…. Seorang yang telah memiliki integritas diri, memiliki visi hidup yang jelas, akan bisa menapaki jalan hidup ini dengan baik
kesadaran akan ketegasan bermaknakan tegas terhadap nilai yang kita pegang sebagai orang beriman. Ketegasan tersebut mendorong kita untuk setia pada kebenaran yang kita yakini sebagai insan beriman. Ketegasan berarti mengatakan tidak terhadap kestabilan, kekerasan dan ketidakadilan yang diperlakukan pada dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Ada beberapa hal yang harus dijaga dalam membangun integritas diri Untuk membangun integritas dan karakter yang kokoh,diperlukan 7 kebiasaan yang harus dilakukan secara sadar dan konsisten :
Persoalannya, tidak semua orang mampu menyadarinya. Malahan kelemahan pribadi seperti sulit menerima kekalahan dan gampang tersinggung acapkali ditutupi dengan pola pembelaan diri atau pola konfrontasi baik secara kasat mata maupun tidak. Lalu, selain memiliki kelemahan, kita semua pasti memiliki kekuatan, keunggulan atau kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Kekuatan tersebut merupakan "modal" yang patut dibanggakan dan disumbangkan bagi orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Pada titik pemahaman ini, apakah kita benar-benar sudah memiliki integritas diri. Apakah kita sudah secara hakiki menjadi pribadi yang utuh? Makna integritas diri perlu kita tegaskan lagi. Pribadi yang utuh niscaya mampu mencintai orang lain dengan cinta agape , karena orang lain adalah sesama makhluk Tuhan. Ia pasti tegas pada nilai atau prinsip sebagai insan beriman.
juga, ia berani mengakui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Jika dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mencintai sesama manusia namun tidak tegas menolak ajakan melakukan kesalahan atau penyimpangan, berarti diri kita tidak berfungsi secara utuh.
Demikian pula sebaliknya, kita tegas terhadap nilai, namun kehilangan cinta, semuanya akan sia-sia. Jika kita bisa mengakui keunggulan kita dan orang lain, tetapi tidak berani mengakui kelemahan kita, akan terjadi ketimpangan dan "cacat" pribadi yaitu tidak seimbang. Maka yang terpenting adalah mencoba menyadari apakah diri kita sudah berjalan secara utuh. Kita seyogiyanya mengkondisikan hati untuk melakukan penyadaran diri dalam diri kita.
Sekali lagi, hakikat pribadi yang utuh mempunyai makna yaitu penyadaran (conscientization) akan keberadaan cinta, ketegasan, kelemahan dan kekuatan yang niscaya diungkapkan, dialami dan dijalani dalam kehidupan bersama.Penyadaran akan unsur-unsur dalam diri kita berarti: kita dengan suasana hati yang tenang menyadari cinta sebagai pusat diri kita, sebagai perekat dalam berrelasi dengan orang lain. Cinta memampukan kita untuk tertarik, bersimpatidan berbela rasa pada orang lain. Dengan cinta kita tidak akan tega Melakukan penyimpangan
Perjalanan hidup ini dan apa yg berada di sekiling kita haruslah berkah. Berkah ialah tersebarnya kebaikan ilahiah ( ketuhanan ) dalam apa yg kita lakukan, dalam apa yg berada di sekitar kita. Kalau sudah penuh dengan kebaikan.…. Seorang yang telah memiliki integritas diri, memiliki visi hidup yang jelas, akan bisa menapaki jalan hidup ini dengan baik
kesadaran akan ketegasan bermaknakan tegas terhadap nilai yang kita pegang sebagai orang beriman. Ketegasan tersebut mendorong kita untuk setia pada kebenaran yang kita yakini sebagai insan beriman. Ketegasan berarti mengatakan tidak terhadap kestabilan, kekerasan dan ketidakadilan yang diperlakukan pada dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Ada beberapa hal yang harus dijaga dalam membangun integritas diri Untuk membangun integritas dan karakter yang kokoh,diperlukan 7 kebiasaan yang harus dilakukan secara sadar dan konsisten :
1. Selalu menepati janji
2. Taat asas, tidak plin-plan
3. Komitmen dipegang teguh dan bertanggungjawab
4. satu kata, satu perbuatan
5. Jujur dan terbuka
6. Menghargai waktu
7. Menjaga prinsip dan nilai-nilai yang diyakini
kesadaran akan kelemahan dan kekuatan mendorong kita untuk berani mengakui kelemahan dan kekuatan kita. Kita mampu perbaikinya, akan menjadi sumbangan inspirasi terindah bagi lain. Jika kita sadar integritas diri kita , kita akan berani mengakui diri sebagai pribadi utuh.
integritas diri tidak akan terbentuk, kalau kita terjebak dengan hal hal yang tidak searah dengan pribadi yang sebenarnya. Membentuk jati diri/integritas sebenarnya sesuatu konsep yang sudah ada dalam setiap individu masih masih,tinggal bagaimana kita menyedarinya saja. Sebab pelanggaran atas apa yang diperintahkan hati nurani, akan berakibat terhadap integritas diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar